
JAKARTA – Industri kripto di Indonesia telah menyumbang pajak sebesar Rp 1,2 triliun hingga Maret 2025. Rincian kontribusi pajak ini adalah sebagai berikut:
- Rp 246,45 miliar pada tahun 2022
- Rp 220,83 miliar pada tahun 2023
- Rp 620,4 miliar pada tahun 2024
- Rp 115,1 miliar pada kuartal I 2025
Menurut data dari Direktorat Jenderal Pajak, penerimaan pajak tersebut terdiri dari dua komponen utama:
- Rp 560,61 miliar dari PPh 22 atas transaksi penjualan kripto di exchanger
- Rp 642,17 miliar dari PPN dalam negeri atas transaksi pembelian kripto di exchanger.
Kontribusi Platform Kripto Indodax
Platform investasi kripto Indodax juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pajak kripto. Berikut adalah rinciannya:
- Rp 91,47 miliar pada 2023
- Rp 283,94 miliar pada 2024
- Rp 87,79 miliar pada Januari hingga Maret 2025
Secara akumulatif, total kontribusi pajak Indodax dari 2023 hingga Maret 2025 mencapai Rp 463,2 miliar, yang menyumbang sekitar 38,6% dari total pajak kripto nasional.
Optimisme Terhadap Industri Kripto
Oscar Darmawan, CEO Indodax, menyambut positif kontribusi kripto terhadap pajak negara. Ia menyatakan bahwa ini merupakan langkah penting untuk menjadikan aset digital sebagai bagian dari ekosistem ekonomi resmi.
“Fakta bahwa industri ini telah berkontribusi lebih dari Rp 1 triliun dalam pajak menunjukkan bahwa kripto bukan lagi industri biasa,” ujar Oscar dalam siaran pers pada Selasa, 13 Mei 2025.
Keberhasilan ini, menurut Oscar, tidak lepas dari sinergi antara regulator, pelaku industri, dan partisipasi aktif masyarakat yang semakin paham tentang potensi aset digital.
Kinerja Pasar Kripto
Di sisi pasar, harga Bitcoin telah kembali menyentuh level 100.000 dollar AS. Oscar menyebutkan bahwa ini merupakan sinyal positif setelah sebelumnya pasar mengalami tekanan akibat ketidakpastian makroekonomi global. Peningkatan harga Bitcoin terjadi setelah keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) yang mempertahankan suku bunga The Fed di level 4,5%.
“Pasar kripto, yang dikenal responsif terhadap kebijakan moneter global, menunjukkan pergerakan positif sebagai respons terhadap keputusan tersebut, mencerminkan sentimen pelaku pasar yang optimistis terhadap stabilitas suku bunga dalam waktu dekat,” kata Oscar.
Oscar menambahkan bahwa pergerakan harga Bitcoin saat ini bukan hanya spekulasi, melainkan refleksi dari kepercayaan pasar terhadap nilai jangka panjang teknologi blockchain dan aset digital.
Tips untuk Investor Kripto
Oscar mengingatkan agar investor tidak terbawa euforia sesaat. Yang terpenting adalah memahami karakteristik aset dan menggunakan strategi jangka panjang seperti Dollar Cost Averaging (DCA) untuk membangun portofolio secara berkelanjutan. Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi bagian dari dinamika pasar kripto.
Ia juga mengimbau agar investor pemula lebih berhati-hati dengan memahami risiko, membaca whitepaper proyek, dan hanya membeli aset dari exchanger yang terdaftar resmi di OJK.
Harapan Terhadap Regulasi Industri Kripto
Oscar juga mendorong pemerintah untuk menjadikan capaian pajak ini sebagai pijakan untuk membentuk kebijakan yang lebih adaptif dan mendukung pertumbuhan industri kripto. Ia menyatakan bahwa regulasi yang sehat adalah yang tidak mengekang inovasi, namun tetap menjamin perlindungan konsumen.
“Ketika industri sudah patuh membayar pajak dan menjalankan kewajiban KYC serta AML dengan baik, maka pemerintah juga perlu memberikan ruang untuk inovasi dan mendorong kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.