Jakarta – Sungai Zambezi, sungai terpanjang ke-4 di dunia, yang berhulu di Zambia, tidak hanya mengairi banyak daerah dan negara, tetapi juga menjadi sumber kehidupan bagi tambang Bitcoin.

Tambang Bitcoin sering kali ditentang di berbagai negara karena penggunaan listrik yang sangat besar, serta menghasilkan polusi suara dan udara yang mengganggu. Namun, di Zambia, tambang Bitcoin justru membantu menjaga tarif listrik tetap murah.

Tambang Bitcoin yang dimaksud dimiliki oleh Gridless, perusahaan penambang Bitcoin yang menggunakan energi terbarukan. Perusahaan ini, yang mendapat investasi dari Jack Dorsey, pendiri Twitter, sebelumnya telah membangun tambang Bitcoin di Kenya yang memanfaatkan listrik dari panel surya dan panas bumi.

Kini, Gridless membangun tambang Bitcoin yang ditenagai oleh pembangkit listrik tenaga air di Zambia. Penggunaan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) untuk menambang Bitcoin ini dinilai menguntungkan oleh Philip Walton dari Gridless, berkat biaya listrik yang sangat murah.

Dari 120 komputer yang mereka operasikan, Bitcoin yang dihasilkan oleh setiap komputer bernilai USD 5 per hari. Nilai ini bisa lebih tinggi jika harga Bitcoin meningkat, atau sebaliknya. Namun, meskipun nilai tukar Bitcoin turun, Gridless tetap memperoleh keuntungan karena biaya listrik yang sangat rendah serta kerja sama mereka dengan perusahaan listrik di Zambia.

“Kami menyadari bahwa untuk menciptakan kondisi ekonomi yang lebih baik bagi penambangan kami, kami perlu bekerja sama dengan perusahaan listrik di sini dan memberikan mereka bagian dari pemasukan. Jadi, alasan kami datang jauh ke daerah terpencil seperti ini adalah untuk mendapatkan listrik yang lebih murah,” ujar Walton.

PLTA Zengamina

PLTA yang digunakan oleh Gridless bernama Zengamina, yang meskipun cukup besar, secara teknis adalah mini grid. Artinya, Zengamina adalah pembangkit listrik yang hanya menyuplai listrik ke kawasan sekitarnya.

Zengamina dibangun pada awal 2000-an dengan dana bantuan sebesar USD 3 juta. PLTA ini menyediakan listrik untuk sekitar 15 ribu orang yang tinggal di sekitarnya, meskipun kapasitasnya masih belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Untuk itu, diperlukan penggunaan listrik yang besar, seperti yang dihasilkan oleh tambang Bitcoin. Tanpa penggunaan listrik yang besar, konsumsi listrik dari warga sekitar tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional PLTA.

“Setiap hari kami menghasilkan lebih dari setengah daya listrik yang bisa kami hasilkan. Artinya, kami tidak bisa menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan operasional dari penggunaan listrik warga sekitar. Kami membutuhkan penggunaan listrik besar di area ini, dan itulah fungsi dari Gridless,” jelas Daniel Rea, yang mengelola operasional PLTA Zengamina.

Saat ini, tambang Bitcoin ini berkontribusi terhadap sekitar 30% pemasukan PLTA, yang memungkinkan mereka menekan tarif listrik untuk warga sekitar.